
Aku dilahirkan di jalan Nangka Rimba Sekampung Dumai Barat. Tepatnya hari Jum'at jam 10 pagi tgl 26 Mei 1967.
Waktu itu mana mana kampung marak pencurian akibat krisis ekonomi setelah penertiban '65. Namun Rimba Sekampung aman hingga bapakku H. Abu Bakar dan makku Rubiah memberiku nama Darussalam yang artinya kampung yang aman. Lalu kusebut namaku Darus Bakar (Darus anaknya pak Bakar).

Bangga jadi budak Dumai hingga aku tak pernah merantau kemana mana. Aku anak ke sebelas dari 13 bersaudara. Di atasku Yani Abu Bakar dan yang bungsu Muhammad Ihsan.
Masa kecil tinggal di Bukit Jin (Bapak kep sek SD). Kelas 3 SD kami balik ke Dumai. Tamat SD karang anyar tahun 80 lanjut ke SMP negeri satu Pattimura. Tahun 81 kelas 2 kami dipindahkan ke SMP Lengkap PKL sesai. Setelah tamat SMA negeri 2 tahun 85/86 aku kursus bahasa Inggris di ITTR PKU. Mau kuliah tak punya duit, waktu itu gaji guru hanya cukup untuk perut.

Tahun 88 aku kerja di Duri (kontraktor). Tahun 97 oleh management CPI aku sikursuskan bahasa Inggris +_ 2,5 tahun di Training Center untuk bisa melayani foreign employee (bule). Aku bekerja sebagai kasir di Mailing Center (CPI's Post Office). Tahun 99 aku kuliah di Hubbul Watahunan Duri. Akhir tahun 2003 saat sedang menyusun skripsi terjadi PHK besar-besaran untuk seluruh kontraktor di Caltex. Seiring dengan itu karir pendidikanku pun punah ranah sebab tak punya penghasilan tetap. Kini bahasa Barat kulupakan dan aku hijrah ke Dumai Selatan.

Masa kecil dulu tahun 70an, pondok, baju, topi dari dedaunan dan pedang dari kayu, juga bermacam macam mainan lainnya semuanya di bikin sendiri. Mungkin dari sinilah timbul bakat berkarya.
Aku tak punya prestasi gemilang dalam seni, mungkin karena tak menekuni satu satu bidang. Lagi pulak aku jarang menonjolkan diri.
Tahun 89 punya bengkel seni di jalan cempedak. Jual pot bunga, pembuatan taman kolam hias artifisial, kolam ikan mini di atas talam dari gabus limbah elektronik (masih lanjut sampai sekarang). Juga relief, tukang kayu dan batu, spanduk, karangan bunga dll.

Pernah beberapa kali kirim puisi pada zaman alm. Kaharuddin Mustafa (Ujang Tapa) jadi penyiar radio. Menulis sedikit cerpen humor (tak dipublikasikan).
Usia remaja belajar kompang dan tampil di acara pernikahan.
Tahun 90 sebagai ketua remaja mesjid, membuka sanggar seni tari zapin "Puteri Bungsu" bersama alm H. Abu Bakar (ketua HIWR), alm Pak Mukti, alm Pak Long Man, alm Pak Din Jedol dll.
Sempat beberapa kali tampil menting gambus pada acara pernikahan dan peringatan hari besar Islam. Sampai sekarang masih menyimpan gambus tua yang usianya hampir 💯 tahun berasal dari alm Aki Bungsu.

Kemudian cerita Zapin berakhir pada pertengahan tahun 96 karena salah satu penarinya kunikahi dan kubawa hijrah ke Duri.
Dari tahun 2007 sampai sekarang aku bergabung di SPSI Bintang Seroja sebagai Koordinator yang membawahi dua orang mandor.
Sambil menunggu pekerjaan bongkar muat kusempatkan menakik kayu bikin miniatur gambus, sampan dayung dan alin lain untuk nambah penghasilan.

Namun sekarang waktuku terbatas. Sebab sejak pulang haji tahun 2018, aku di amanahkan memimpin sholat jemaah Mesjid Nurul Galah jl ombak GG murni.
Inilah karyaku yang paling besar untuk kutampilkan di Galeri Ilahi di hadapan Seniman Yang Maha Agung Allah Azza Wajalla
Dalam upya membangkitkan seni budaya Ciptakan sebuah penampilan Ber Kesenian (mencakup semua bidang) yang mampu mencerminkan nilai nilai Budaya Melayu sebagai jati diri.
Seorang Perupa mesti mampu menggagaskan ide cemerlang dalam setiap bentuk dan rupa yang ia ciptakan. Sehingga lewat hasil karya tersebut orang akan mengerti akan Budaya Melayu.
Nah, dengan Kebersamaan, Saling mendukung dan Memberi Semangat dalam wadah DKD, Insyaallah masyarakat akan membuka mata, menghargai dan menilai karya karya seniman kota Dumai.
Semoga DKD dapat memotivasi masyarakat Dumai pada khususnya untuk menggali lebih dalam lagi tentang Seni dan Budaya beserta khazanah lainnya selaras dengan Pembangunan dan Perkembangan kota Dumai.
















