Di waktu fajar, tiada
angin tiada embun
Kata kata tidak punya
makna
Hasrat ada, keinginan
tak punya kuasa
Di waktu fajar, tiada
angin tiada embun
Banyak orang terlelap
di bawah selimut yang tidak hangat
Hanya syahwat
menggelora entah mengapa
Di waktu fajar, tiada
angin tiada embun
Banyak orang terlena akan kuasa penuh maya
Tak tahu mentari kan
terus meninggi
Lupa jati diri, lupa
risalah yang menghala kepada makna
Di waktu fajar, embun
tak ada angin pun ia tak rasa
Lupa sempadan, lupa posisi,
lupa kepada rupa
Ada telinga tidak
berbatas dengar
Ada mulut tidak
berbatas kata
Ada aksi tidak
berbatas perbuatan
Di waktu fajar, embun
dan angin mulai dirasa
Bergerak raga di
bawah sukma, menempuh akal meneroka makna
Kecil bukan tidak
berarti, besar belum tentu berharga
Walaupun jalan terlihat panjang seperti tidak berujung
Langkah pertama sudah
diayunkan, tak usah berhenti teruslah berjalan
Niat dan Tekad telah
dirangkai meniti seni yang dipatuhi
Tidak mudah digoda
dan tergoda kemaruk hawa
Di waktu fajar, telah
kau ayun langkah mu
Walau angin tiada dan embun tak dirasa, teruslah melangkah
sampai lutut mu letih penat tak berdaya dan terhenti keharibaan NYA.
Pekanbaru,
6 Ramadan 1441 H
29 April 2020

